Rabu, 21 November 2012

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)

Zat Pengatur Tumbuh Asam Giberelin (GA3) dan Pengaruh Terhadap Perkecambahan Benih Palem Raja (Roystonea regia)
Oleh: Dora Fatma Nurshanti

Abstract This research aim to to know influence of regulator Iihat vitamin grow acid of giberelin to germination of king palm seed (Regia Roystonea). This Research is executed in garden attempt of Faculty Of Agriculture University of Baturaja Jl. A. Yani km.8, execution time of executed in November 2006 up to January 2007.Metode used at this research use Random Device of compiled Group at random by 5 restating and 5 treatment. Peubah perceived is time growed sprout, high of sprout, presentase grow sprout, amount of root length and roots. Result of this research indicate that perendaman of king palm seed [at] acid of giberellin with concentration 75 ppm yield growth of length grow on and amount of king palm seed roots of dengannilai compared to highest of other treatment. Key words: Sour of giberelin, perendaman, king palm seed

PENDAHULUAN
Palem Raja (Roystonea regia) merupakan tanaman yang berbatang tunggal dan tegak lurus. Ramping, anggun dan gagah kesan yang diberikan palem raja, sehingga banyak orang yang menyukai dan menanamnya sebagai penghias taman di perumahan, perkantoran maupun di tempat-tempat hiburan, hal inilah yang menyebabkan pohon palem mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Anonim, 1995). Pohon palem raja mempunyai sifat kehidupan yang soliter (tidak mempunyai rumpun, oleh sebab itu perbanyakkannya hanya melalui cara generatif yaitu perbanyakan melalui biji (Anonim, 1995). Perbanyakan cara genegetatif yaitu melalui biji tanaman banyak menghadapi kendala, salah satu kendalanya adalah sifat permeabilitas kulit biji tanaman sehingga menyebabkan adanya sifat dormansi pada biji. Dormansi adalah keadaan dimana sebuah biji dikatakan hidup tetapi tidak dapat berkecambah. Hal ini disebabkan oleh faktor - faktor dalam biji itu sendiri, kemungkinan kulit biji yang kedap air dan udara atau karena adanya zat penghambat perkecambahan (Redaksi Rineka Cipta, 1992). Keadaan dormansi pada benih apabila dipandang dari segi ekonomis tidak menguntungkan, oleh karena itu diperlukan cara untuk dapat mempersingkat dormansi tersebut. Pemecahan dormansi dan penciptaan lingkungan yang ideal sangat diperlukan oleh benih untuk memulai suatu perkecambahan. Berbagai perlakuan dapat diberikan pada biji, baik mekanis maupun kimia (Sutopo, 1993).
Penggunaan hormon tumbuh dapat digunakan untuk menambah kadar hormon yang telah ada dan juga untuk meningkatkan daya kecambah benih(Redaksi Rineka Cipta, 1992). Selanjutnya ditambahkan oleh Prawinata et al., (1998), perkecambahan sebagian benih dorman dapat didorong dengan memberikan zat pengatur tumbuh seperti Asam Giberelin.

pdf file

0 komentar:

Posting Komentar