Rabu, 21 November 2012

Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Merah dan Hubungannya dengan Kebutuhan Hidup Minimum di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan

Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Merah dan Hubungannya dengan Kebutuhan Hidup Minimum di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan
Oleh: Septianita 

Abstract 
The aim of this research is to calculate the revenue earned in farming Capsicum annum and analyze the relationship between farm income eligibility level of Capsicum annum with the minimum necessities of life. Purposes of this research is as an input to make decisions in the farming of. Capsicum annum and as a material consideration in setting policy. Data collection in the field starting from September to November 2010. Determining the location of the research done on purpose (purposive sampling). The method used in this research is a case study, with Capsicum annum farmers as an example. While the sampling method used in this research is to census method is to take the entire population of the 25 farmers who have Capsicum annum or 100 percent of the population. Based upon this research, the total revenue obtained by the farmer sample average is Rp. 11,246,620, - per growing season whereas for minimum living needs (KHM) as the number of family members do not meet reasonable living. Key words: Earned in farming, the minimum necessities of life 

PENDAHULUAN 
Indonesia salah satu bagian pembangunan pertanian yang mempunyai kedudukan strategis adalah kegiatan yang berbasis pada tanaman pangan dan holtikultura, sektor ini selain melibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi dan produknya merupakan bahan pangan pokok pada konsumsi nasional. Ditinjau dari sisi bisnis kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di seluruh Indonesia (Saragih, 2001). Salah satu komoditi hortikultura yang mempunyai peluang bisnis yang strategis adalah tanaman Cabai Merah. Cabai merah (Capsicum Annum var. longum) suatu komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya produktivitas secara nasional masih tergolong rendah yaitu 4,8 ton perhektar dan potensi 7,5 sampai dengan 10 ton perhektar (Setiadi, 2007). Daya tarik agribisnis cabai merah selain nilai keuntungan yang berlipat apabila saat panen yang tepat, dalam usaha tani cabai merah sarana produksi mudah didapat, keadaan tanah tidak terlalu menuntut yang khusus, prospek pasarnya bisa dijual secara eceran maupun dalam jumlah yang besar. Petani dapat menjual dalam bentuk segar, olahan atau cabai giling maupun kering, cabai selain itu juga untuk campuran industri makan, bubuk cabai dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada (Widodo, 2006).

0 komentar:

Posting Komentar