Rabu, 21 November 2012

Respon Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper Nisrum L.) Terhadap Pemberian Air Kelapa dan Berbagai Jenis CMA

Respon Pertumbuhan Bibit Stek Lada (Piper Nisrum L.) Terhadap Pemberian Air Kelapa dan Berbagai Jenis CMA
Oleh: Hendra Aguzaen

Abstract Experiment about growth response of pepper grafting seed (Piper Nigrum L) to coconut water drop and kinds of CMA is carried out since in March – August 2004 in farming land Koto Tingga, Pasar Ambacang padang West Sumatra. This experiment aims: a) to know interaction between coconut water concentrate and CMA to rising of pepper grafting seed growth, b) to get the best cocout water concentrate, c) to get the best CMA that is symbiotic and able to raise pepper grafting seed growth. This experiment is designed in random group design (RAK) factorial 3 x 4 repeated 3 times, the data is analysed and DMRT tested. Interaction between coconut water interaction and CMA is intangible. G. Manihotis and G. Rosae raise pepper grafting seed better than G. Fasciculatum. Coconut water concentrate 25% more efficient than concentrate 50%. Key words: pepper, Piper Nigrum L, CMA PENDAHULUAN Indonesia adalah salah satu negara pengekspor lada (Piper nisrum Linn) terbesar di dunia. Pada tahun 2001, volume ekspor lada nasional sebesar 53.594 ton atau 27% dari kebutuhan lada dunia. Akan tetapi produktivitas lada nasional per satuan luas lahan masih rendah, yaitu 0,5 ton/ha (Rismunandar dan H.M. Riski, 2003). Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas produksi lada nasional, baik secara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Permasalahannya saat ini terletak pada teknik budidaya, terutama pembibitan yang belum dilakukan secara tepat. Stek memegang peranan penting dalam pembibitan tanaman lada karena lebih efektif, efesien dan praktis, serta bibit yang dihasilkan mempunyai sifat yang sama dengan pohon induknya. Kelemahannya, bibit lada asal stek tersebut memiliki perakaran yang kurang baik. Menurut Wahid et al. (1996) dan Rismunandar (2000), bibit lada asal stek hanya memiliki akal lateral sebagai akar utama, jumlahnya terbatas dan akar serabutnya berada hanya pada lapisan oleh saja. Hal ini menyebabkan jangkauan dan permukaan serapan akar tanaman menjadi terbatas, sehingga kemampuan penyerapan hara dan air menjadi rendah serta kurang efektif dan efisien. Untuk itu dibutuhkan suatu paket teknologi perkebunan yang mampu memperbaiki sistem penakaran serta meningkatkan kemampuan serapan hara tanaman lada.

selengkapnya : pdf file

0 komentar:

Posting Komentar