Rabu, 21 November 2012

Diversifikasi Pangan dalam Mencapai Ketahanan Pangan

Diversifikasi Pangan dalam Mencapai Ketahanan Pangan
Oleh: Endang Lastinawati

Abstract
Food is a human right. Food can determine the quality of human resources and part of the national resilience. The global food problems today are triggered by soaring international food prices, high oil price and convertion energy to biofuel. Beside that, Indonesia still recognized as food importing countries. The food diversification program in Indonesia was not succesfully. Rice consumption still high and the increasing demand on wheat has created additional burden to Indonesia’s import. In this regard, to achieve food independency and food security, some strategies are required, such as development of local wisdom in line with specific local foods, increase producers (especially small-scale farmers’ and fishermen’s) earnings through integrated farming development, and also development of agroindustry, technology and information in villages. Key words: Food diversification, food security 

PENDAHULUAN 
Persoalan pangan dewasa ini dipicu oleh melejitnya harga-harga pangan dunia secara tajam. Fenomena global ini tak terelakkan akibat beberapa faktor penyebab. Yang pasti, meroketnya harga minyak dunia menyebabkan biaya produksi semua produk, termasuk komoditas pertanian melonjak. Berikutnya, pesatnya perekonomian China dan India disinyalir signifikan berdampak pada meningkatnya permintaan produk, baik untuk konsumsi maupun industri. Satu lagi, trend dunia yang mulai mengkonversi hasil-hasil pertanian menjadi biofuel (energi asal nabati), sebagai energi alternatif pengganti bahan bakar fosil, membuat banyak pihak berlomba-lomba mengembangkan biofuel. Akibatnya, terjadi perebutan peruntukan produk pertanian yang banyak diistilahkan dengan 3F (food, feed, or fuel), dan bahaya yang lebih merisaukan bakal mengancam, yaitu kelangkaan pangan dan kelaparan. Di sisi lain, efek pemanasan global menimbulkan dua sisi ekstrim dari perubahan iklim. Di belahan bumi yang satu terjadi curah hujan berlebih, banjir dan badai memporak-porandakan lahan pertanian dan peternakan serta mengubah pola tanam. Sementara di belahan bumi yang lain terjadi kekeringan dan krisis air yang menyebabkan kematian tanaman dan ternak, sehingga terjadi penurunan produksi (Trobos, 2008). Berbagai fenomena tersebut hendaknya menjadi fokus perhatian di masa mendatang. Persoalan pangan harus segera diatasi. Ketahanan pangan bangsa harus diwujudkan, karena ketahanan pangan nasional merupakan pilar bagi pembentukan sumberdaya manusia dan generasi yang berkualitas, yang diperlukan untuk membangun bangsa ini (Nainggolan, 2008). Ketahanan pangan merupakan pilar pembangunan sektor lainnya. Hal ini dipandang strategis karena tidak satu pun negara dapat membangun perekonomiannya tanpa terlebih dahulu menyelesaikan persoalan pangannya. Khusus bagi Indonesia, sektor pangan adalah sekaligus sektor penentu tingkat kesejahteraan, baik bagi penduduk di pedesaan maupun di perkotaan (Welirang dalam Azahari, 2008).

pdf file

0 komentar:

Posting Komentar