Rabu, 21 November 2012

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea. L) Terhadap Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk KCL

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea. L) Terhadap Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk KCL
Oleh: Yulhasmir

Abstract This research aims to know respond of growth and peanut production (Arachis Hypogea. L) to dosage and fertilizing time of KCL. The research was done in June-September 2007 in experimental land of Agriculture Faculty Baturaja University. It uses 15 treatments and 3 repetitions. There are 3 treatments of fertilization : A1 (50 kg KCL/Ha), A2 (100 kg KCL/Ha), A3 (150 kg KCL/Ha), and 5 treatments of fertilizing time : B0 (0 week), B1 (0 and 5 weeks), B2 (0, 5 and 7 weeks), B3 ( 0 and 7 weeks), B4 (5 and 7 weeks). 100 kg/Ha of KCL (60 kg K2O) and 0, 5 and 7 weeks give the best result. Key words: Peanut (Arachis hypogea. L), dosage, fertilizing time of KCL PENDAHULUAN Kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat kita. Kacang tanah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk, misalnya kacang goreng, kacang bawang, ampyang, enting-enting, rempeyek, dan sebagainya. Masukkan ke Indonesia oleh orang orang Cina dan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan, dari kawasan Negara Bolivia dan Peru (Fachruddin, 2000). Kacang Tanah ( Arachis hypogea, L ) merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting di Indonesia ( Sarwanto, 1993). Munawir (1996) mengatakan kebutuhan kacang tanah dalam negeri menunjukkan kenaikan cukup besar, yaitu 4,4% pertahun. Untuk memenuhi kebutuhan, menekan impor dan meningkatkan ekspor maka peningkatan produksi harus dilakukan dengan cara memperluas areal tanam, baik di lahan kering maupun di lahan sawah, ini dapat tercapai bila kerja sama antara pemerintah dan petani seimbang (Sumarno, 1993). Pengolahan tanah yang baik, pemeliharaan tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit, pengaturan populasi tanaman dan pemberian pupuk dengan jenis dan dosis yang tepat serta pengendalian gulma merupakan salah satu upaya untuk peningkatan produksi (Sumarko, 1993) Sebagai bahan pangan biji kacang tanah banyak mengandung lemak dan protein (Suprapto, 1993). Biji kacang tanah mengandung 20-30% protein, 42-55 % minyak dalam bentuk lemak, 21% karbohidrat, 5% air dan 540 kalori. Protein kacang tanah terdiri dari albumin, arakhin (63%) dan konarakhin (33%). Arakhin mengandung 0,4% sulfur dan konarakhin mengandung 1,09 % sulfur. Arakhin terutama kaya asam amino jenis threonin dan praline, tetapi miskin lisin dan methionin, konarakhin miskin phenilalanim dan ferosin (Sumarno, 1986).

selengkapnya : pdf file

0 komentar:

Posting Komentar